Pengelompokkan Penyusunan Proposal Kreatif Mahasiswa

Hari kedua Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), 30 Juni 2019 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember dilakukan pengelompokan untuk menyusun proposal kreatif mahasiswa.

Budi Santoso, Kasubbag Pendidikan dan Kemahasiswaan membagi 4 kelompok riset berdasarkan jurusan/prodi. Masing-masing kelompok jurusan/prodi kemudian dibagi lagi menjadi 4 kelompok dan terbentuklah 16 kelompok riset proposal kreativ mahasiswa.

Pendamping dari jurusan Sastra Inggris, Dr.Ikwan Setiawan, M.A., pendamping jurusan Sastra Indonesia, Dr.Agustina DS, S.S,M.Hum, pendamping jurusan Sejarah, Suharto, S.S,M.A., dan pendamping Program Studi Televisi dan Film, Fajar Aji, S.Sn, M.Sn.

Ikwan Setiawan dalam diskusi bersama peserta PKM jurusan Sastra Inggris dalam deadline penyusunan proposal mengajak untuk menumbuhkan ide-ide kreativ secara simpel untuk mengembangkan imajinasi mahasiswa dalam mengembangkam ide-idenya.

Apa yang disampaikan Pak Andang dalam paparan materi kemaren secara akademik sudah sangat jelas, kita harus bisa menumbuhkan ruang kreatif kita.

Kalau Anda melihat saya Gondring, Gondrong bagi saya adalah suatu yang luar biasa. Gondrong bagi saya sebagai sumbodo, kata orang Jawa. Maka dikampus saya ingin mengembangkan imajinasi saya melalui ekstra kurikuler di kampus.

Hidup ini penuh kompleksitas, maka perlu kita kembangkan softskill kita, harus punya bekal kita berkontribusi berfikiran secara kreativ.

Menulis proposal sebenarnya gampang, tinggal kita mengisi item-item yang ada. Menulis itu pembiasaan yang terus menerus.

Mari kita mematok pemikiran kita yang tinggi, bagus dikelas dan diimbangi dengan bagus di ekstra itu akan luar biasa.

Suharto, pembimbing jurusan Sejarah mengajak mahasiswa pelatihan PKM dalam penyusunan ide proposalnya melihat tata bahasa proposal memiliki kesesuaian kreativitas.

Suharto menggali ide-ide mahasiswa setelah sehari kemarin mendapatkan materi PKM dari Pak Andang Subaharianto.

Menggali ide kretiv mahasiswa Sastra Indonesia, Agustina Dewi mengajak mahasiswa melihat stanting di daerahnya masing-masing.

 

Dewi menggambarkan bagaiaman pernikahan usia nikah dini di Ledokombo sangat tinggi dibandingkan daerah lain di Jember. Dewi mengistilahkan anak nggendong anak.

Pembagian peran gender setiap daerah berbeda karena budaya daerah yang juga berbeda. Dewi mengatakan mental block yang dibangun berbeda. Mental block harus kita lepaskan dan segera memulai untuk menulis. Gambaran-gambaran tersebut sama seperti gambaran bagaimana Anda menulis. Menulis itu tidak bisa instan, dan jangan lelah untuk menulis. kata Dewi.

Kalau kita berkompetisi melalui kreativitas dibandingkan menulis skripsi itu belum seberapa. Karena kreativitas diseleksi secara ketat.

Dewi menggambarkan beberapa spesialisasi pembimbing seperti Heru SP spesialisasi mantra, Kusnadi spesialisasi maritim, kalau visualisasi dan media ada Didik Suharijadi, Novi Anoegrajekti spesialisasi Gandrung dll.

Proses identifikasi pada contoh masalah kesenjangan sosial dan pemerataan bantuan dana sosial yang dibahas Fajar Aji bersama peserta PKM PSTF. Fajar mengajak peserta PKM untuk berfikir dalam mengidentifikasi kesenjangan sosial dan pemerataan bantuan dana sosial kepada masyarakat bisa menggali potensi yang ada di daerah tersebut melalui perangkat desanya.

Perlu dibahas ide-ide kreatifnya dengan pengembangan dan manfaat bagi masyarakat. Intinya dapat memberikan dampak yang baik bagi masyarakat, kata Fajar.

 

 

Berita terkait:

Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Proposal PKM

Related Posts

Leave a Reply