Penerapan Prosedur Penerjemahan pada Bab Satu Novel Allegiant Bahasa Inggris ke Versi Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Veronica Roth

RINGKASAN

Penerapan Prosedur Penerjemahan pada Bab Satu Novel Allegiant Bahasa Inggris ke Versi Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Veronica Roth; Yanuar Arifianto; 110110101028; 2016: (68) halaman; Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember.

Penerjemahan adalah memindahkan makna dari Bahasa Sumber (Bsu) kedalam Bahasa Sasaran (BSa). Untuk menghasilkan penerjemahan yang baik, penerjemah perlu menerapkan prosedur penerjemahan dalam proses penyusunan kembali Teks Bahasa Sasaran (TBSa). Proses penerjemahan merupakan model untuk menjelaskan proses penerjemahan dalam pikiran penerjemah (proses internal) saat menerjemahkan. Dalam kaitannya dengn proses penyusunan kembali, penerjemah mungkin menerapkan satu prosedur atau lebih untuk menghasilkan makna yang tepat dan bentuk yang lazim seperti Teks Bahasa Sumber (TBSu). Prosedur penerjemahan merupakan panduan teknis untuk menerjemahkan frase ke frase atau kalimat ke kalimat apabila kalimat tersebut tidak bisa diterjemahkan kedalam satuan yang lebih kecil. Prosedur penerjemahan digunakan untuk kalimat dan satuan bahasa yang lebih kecil. Studi ini membahas prosedur penerjemahan dalam proses penerjemahan pada bab satu novel dengan judul Allegiant yang ditulis oleh Veronica Roth dan versi Bahasa Indonesianya yang diterjemahkan oleh Aini dan Asni. Analisis ini berdasarkan teori proses penerjemahan yang diusulkan oleh Nida, teori prosedur penerjemahan yang diusulkan Newmark, dan kriteria penerjemahan yang baik yang diusulkan Larson.

Tujuan penelitian ini ialah menganalisa proses penerjemahan, prosedur penerjemahan, dan evaluasi terhadap hasil penerjemahan bab satu novel Allegiant. Beberapa langkah diperlukan untuk menganalisis data. Langkah pertama yaitu menganalisa kalimat dengan menggunakan teori proses penerjemahan yang diusulkan Nida (1964). Proses penerjemahan dibagi menjadi dua tipe yaitu padanan formal dan padanan dinamis. Lalu menguraikan secara terperinci prosedur penerjemahan dengan menggunakan teori prosedur penerjemahan yang diusulkan oleh Newmark (2001). Prosedur penerjemahan dibagi menjadi tujuh belas tipe yaitu transkripsi, penerjemahan satu per satu, penerjemahan resmi, sinonim leksikal, analisis komponen, transposisi, modulasi, kompensasi, padanan budaya, penerjemahan berlabel, difinisi, parafrase, penambahan, pengurangan, pemenggalan kalimat, penyusunan ulang, dan penerjemahan kuplet. Yang terakhir, mengevaluasi hasil penerjemahan dengan menggunakan kriteria penerjemahan yang baik yang diusulkan Larson (1998). Ada tiga alasan dasar untuk menilai terjemahan tersebut baik. Pertama, menggunakan bentuk bahasa normal dari Bahasa Sasaran. Kedua, menyampaikan makna yang sama kepada pengguna BSa seperti yang dipahami pengguna BSu. Ketiga, mempertahankan dinamika BSa, maksudnya yaitu penerjemahan disampaikan sedemikian rupa dengan harapan terjemahan tersebut akan menimbulkan respon yang sama seperti yang ingin ditimbulkan BSu.

Datanya ialah semua kalimat dalam bab satu novel Allegiant. Penelitian ini menggunakan dokemen sebagai metode dan percontohan bertujuan untuk mengumpulkan data. Dokumen ialah menggunakan bahan tertulis sebagai dasar penelitian. Percontohan bertujuan merupakan contoh yang dipilih untuk memperoleh tipe data tertentu. Disamping itu, penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif berhubungan dengan kata-kata dan gambar sebagai satuan analisis.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada beberapa prosedur penerjemahan diterapkan oleh penerjemah untuk menghasilkan makna yang tepat dan bentuk yang lazim dalam BSa. Pertama, semua kalimat pada bab satu diterjemahkan dengan menggunakan proses terjemahan dinamis. Kedua, terdapat tujuh dari tujuh belas prosedur penerjemahan, yakni (1) pengurangan, (2) modulasi, (3) penambahan, (4) transposisi, (5) transkripsi, (6) pemenggalan kalimat, dan (7) sinonim leksikal dengan penerapan prosedur penerjemahan tunggal, kuplet, triplet, dan kuadruplet. Dengan menerapkan prosedur-prosedur tersebut, maka dapat menghasilkan terjemahan dengan makna yang tepat dan bentuk yang lazim.

Related Posts

Leave a Reply