Makna sebenarnya dari ekspresi deiktik di dalam Pidato Pelantikan Pertama Barack Obama pada 20 Januari 2009

RINGKASAN

 

Makna sebenarnya dari ekspresi deiktik di dalam Pidato Pelantikan Pertama Barack Obama pada 20 Januari 2009; Ima Khairun Amala, 090110101097; 2016; 142 halaman; Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember.

 

Penggunaan bahasa mungkin memiliki makna yang berbeda. Seorang pembicara mungkin mempunyai maksud yang berbeda dari kalimat yang diutarakan , atau pembicara mungkin mempunyai maksud yang berlawanan dari kalimat yang diutarakan atau dia mungkin bahkan mempunyai suatu maksud yang lebih dari kalimat yang diutarakan. Namun, ada beberapa cara dalam studi linguistik dalam menafsirkan makna kalimat. Salah satunya adalah dengan menghubungkan struktur kalimat dan konteks ketika digunakan. Cara yang paling jelas di mana hubungan antara bahasa dan konteks tercermin dalam struktur kalimat adalah deiksis. Dengan demikian, penelitian ini berkaitan dengan deiksis. Penelitian ini mengkaji penggunaan ekspresi deiktik di dalam pidato. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis deiksis yang paling dominan dan untuk menunjukkan makna yang sebenarnya dari ekspresi deiktik yang digunakan di dalam pidato.

Objek penelitian ini adalah pidato pelantikan pertama Barack Obama karena pidato tersebut menyajikan fenomena deiksis dimana hampir di setiap kalimat di dalam pidato tersebut berisi ekspresi deiktik. Data dari tesis ini adalah skrip  pidato pelantikan pertama Barack Obama.

Penelitian ini menggunakan tiga langkah dalam mengolah data yang ditemukan. Yang pertama adalah mengidentifikasi ucapan dalam naskah pidato. Yang kedua adalah mengelompokkan data ke dalam setiap jenis deiksis berdasarkan teori deiksiis oleh Levinson. Yang terakhir adalah menganalisis data menggunakan teori deiksis dan konteks situasi untuk mengetahui makna yang dimaksud.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Obama menggunakan semua jenis deiksis dalam pidato pelantikan pertamanya. Namun, jenis deiksis yang paling dominan ditemukan di pidato adalah ‘we-inclusive’ dari person deixis dengan jumlah total 140 (27,5%,), simple present tense dari temporal deixis dengan jumlah total 132 (26%), dan spatial deixis ‘this’ dengan jumlah total 32 (6,3%). Secara kebetulan, jenis deiksis tersebut diatas termasuk dalam kategori proximal deixis. Ketiga jenis deiksis tersebut kemudian menjadi konteks Obama. konteks Obama juga disebut egosentrik dari Obama. Karena egosentrik pembicara memperkenalkan perhatian dan niat Obama, maka dapat dikatakan bahwa perhatian dan niat Obama dapat dilihat dari jenis deiksis yang paling dominan digunakan. Dengan kata lain, perhatian Obama dalam pidato pelantikannya pertamanya adalah proximal deixis. Jenis-jenis deixis tersebutmempunyai makna; 1) ‘we-inclusive’ adalah cara untuk menyatukan rakyat, untuk mendapatkan dukungan dari orang-orang dengan membuat mereka seolah-olah co-penulis pidatonya, untuk menyembunyikan referensi dari pembicara; 2) simple present tense dari temporal deixis untuk menekankan betapa pentingnya hari dari sumpah kepresidenan Obama, untuk menunjukkan kepada orang-orang tentang apa yang terjadi di Amerika, dan untuk menunjukkan kejayaan pemerintah barunya Obama; 3) spatial deixis ‘this’ adalah untuk memberi jarak antara pemerintahan Obamadan pendahulunya, untuk menunjukkan posisi Obama saat memberikan pidato, dan untuk meyakinkan bahwa pemerintah Obama adalah pemerintahan yang tepat untuk memimpin Amerika.

 

Leave a Reply