Sebuah Analisa Terhadap Kesulitan-Kesulitan dalam Menentukan Jenis-Jenis Kalimat Bersyarat Pada Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris Tahun Akademik 2012

RINGKASAN
Sebuah Analisa Terhadap Kesulitan-Kesulitan dalam Menentukan Jenis-Jenis Kalimat Bersyarat Pada Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris Tahun Akademik 2012; Firri Isbatul Awfar, 110110101094; 2016; 46 halaman; Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember.
Objek penelitian ini adalah kesulitan dalam menentukan tipe-tipe kalimat bersyarat pada mahasiswa jurusan Bahasa Inggris yang diambil dengan dua instrumen, yaitu tes dan wawancara. Tes terdiri dari pertanyaan-pertanyaan dari tujuh pelajaran dalam kalimat bersyarat; pelajaran-pelajaran tersebut adalah perbedaan antara tipe 2 dengan tipe 3, studi tentang probabilitas, pengetahuan tentang kata kerja tidak beraturan, kebingungan untuk memilih memakai “have” dan “had” di klausa utama atau klausa bersyarat pada tipe 3, affirmative conditional, were-subjunctive, dan pelajaran tentang keterkaitan dengan konteks atau situasi. Pertanyaan-pertanyaan pewawancara dalam wawancara adalah untuk mencari alasan dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
Kesulitan yang ditemukan dalam data yang diambil dari tes adalah; bahwa siswa tidak dapat membedakan tipe II dan tipe III dari probabilitas dan konteks dalam kalimat, mereka tidak mengerti pengetahuan tentang kemungkinan-kemungkinan (probabilitas) dengan baik, pengetahuan yang lemah tentang kata kerja tidak beraturan, kebingungan untuk memakai modal “have” dan “had” di klausa tipe III, mereka tidak memahami imperative conditional, mereka tidak mengerti dengan baik tentang were-subjunctive, dan mereka kurang menguasai pemahaman konteks.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tipe yang paling sulit bagi siswa dalam memahami kalimat bersyarat dan untuk mengeksplorasi kesulitan-kesulitan yang dimiliki siswa dalam menentukan tipe-tipe kalimat bersyarat. Memahami kalimat bersyarat bukan hanya tentang bagaimana menggunakan rumus dengan baik tetapi juga tentang bagaimana mengaplikasikan rumus selaras dengan konteksnya. Selanjutnya, tes ini pada dasarnya diperlukan untuk menjawab tujuan pertama dari penelitian ini dan wawancara dilakukan untuk menemukan alasan-alasan dari kesulitan yang ditemui agar siswa mengakui kelemahan mereka dalam menentukan tipe saat membuat kalimat bersyarat.
Data dalam penelitian ini dianalisa dengan menggunakan teori kalimat bersyarat oleh L. G. Alexander (1990). Dalam bukunya, ada tiga tipe kalimat bersyarat; yaitu tipe I, tipe II, dan tipe III.
Sifat penelitian ini adalah deskriptif. Jenis analisis yang diterapkan pada penelitian ini adalah kualitatif. Metode pengumpulan data penilitian ini menggunakan metode survei. Ada 29 sampel yang dipilih secara acak. Semua pelajaran-pelajaran kalimat bersyarat akan digunakan untuk mengevaluasi data yang diambil dari tes dalam pengolahan penelitian. Akhirnya, dalam menganalisa, thematic network analysis akan digunakan untuk menyelesaikan tujuan kedua dari penelitian ini dengan menganalisa data yang diambil dari wawancara. Pendekatan ini mengambil sudut pandang yang lebih eksploratif, mendorong para peneliti untuk mempertimbangkan dan mengatur semua data, memungkinkan kesan-kesan yang baru untuk membentuk interpretasi peneliti ke arah yang berbeda dan tak terduga (Stirling, 387-388).
Temuan-temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa tipe yang paling sulit dari kalimat bersayarat adalah tipe 3 dan alasan-alasan dari kesulitan siswa adalah: bahwa mereka telah lupa rumus, mereka tidak sering berlatih, rumus kalimat bersyarat yang terlalu rumit, kosakata mereka yang miskin, mereka tidak mengerti dengan jelas tentang penggunaan kalimat bersyarat, mereka berpikir bahwa rumus tidak begitu penting dalam komunikasi verbal, dan mereka tidak terlalu fokus pada penggunaan rumus ketika mereka sedang berlatih speaking.
Semua kesulitan yang ditemukan dalam penelitian ini perlu diselesaikan dengan berlatih memproduksi kalimat bersyarat melalui percakapan bahasa Inggris dan membaca banyak karya sastra dalam bahasa Inggris secara konsisten. Pelajar EFL dan ESL harus memakai temuan-temuan dari penelitian ini untuk menguasai kalimat bersyarat.

Leave a Reply